Membeli rumah merupakan impian banyak orang. Namun, untuk mewujudkannya, diperlukan persiapan finansial yang matang. Salah satunya adalah dengan menghitung penghasilan yang memadai untuk mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Berikut adalah cara menghitung penghasilan untuk KPR yang perlu Anda ketahui.
Penghasilan yang diperhitungkan untuk KPR tidak hanya gaji pokok saja, tetapi juga meliputi tunjangan tetap, bonus, dan penghasilan lainnya yang bersifat tetap dan dapat dibuktikan. Untuk karyawan, penghasilan ini dapat dilihat pada slip gaji. Sementara untuk wiraswasta atau pekerja lepas, penghasilan dapat dibuktikan dengan laporan keuangan atau rekening koran.
Selain itu, penghasilan yang diperhitungkan juga harus mempertimbangkan pengeluaran rutin bulanan, seperti biaya hidup, cicilan utang, dan lainnya. Bank akan menilai kemampuan finansial Anda berdasarkan Debt Service Ratio (DSR), yaitu perbandingan antara cicilan KPR yang akan diambil dengan total penghasilan bulanan. Umumnya, DSR yang sehat berada di bawah 35%.
Contohnya, jika penghasilan bulanan Anda Rp 10.000.000 dan pengeluaran rutin bulanan Rp 2.000.000, maka DSR Anda adalah (2.000.000 / 10.000.000) x 100% = 20%. Artinya, Anda masih memiliki kapasitas untuk mengambil cicilan KPR sebesar Rp 4.000.000 per bulan (35% – 20% = 15%; 15% x Rp 10.000.000 = Rp 4.000.000).
Manfaat dan Keuntungan Menghitung Penghasilan untuk KPR:
1: Mengetahui kapasitas finansial untuk mengajukan KPR
2: Meminimalisir risiko gagal bayar cicilan KPR
3: Mendapatkan suku bunga KPR yang lebih rendah
4: Mempercepat pelunasan KPR
5: Menjamin keamanan finansial keluarga
6: Meningkatkan nilai aset properti
7: Membangun kekayaan jangka panjang
8: Mendapatkan keringanan pajak
9: Meningkatkan stabilitas finansial
10: Menciptakan rasa aman dan nyaman
Harga KPR:
Harga KPR bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti:
- Jumlah pinjaman
- Jangka waktu pinjaman
- Jenis bunga (tetap atau mengambang)
- Biaya administrasi bank
- Premi asuransi
Tips Menghitung Penghasilan untuk KPR
Berikut ini beberapa tips untuk menghitung penghasilan untuk KPR:
Tips 1: Hitung semua penghasilan yang bersifat tetap dan dapat dibuktikan
Tips 2: Kurangi pengeluaran rutin bulanan dari penghasilan tersebut
Tips 3: Pastikan DSR Anda berada di bawah 35%
Tips 4: Konsultasikan dengan bank untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
Tips 5: Pertimbangkan untuk meningkatkan penghasilan atau mengurangi pengeluaran untuk meningkatkan kapasitas finansial
FAQ Menghitung Penghasilan untuk KPR
Berikut ini beberapa pertanyaan umum tentang cara menghitung penghasilan untuk KPR:
1. Penghasilan apa saja yang diperhitungkan untuk KPR?
Penghasilan yang diperhitungkan meliputi gaji pokok, tunjangan tetap, bonus, dan penghasilan lainnya yang bersifat tetap dan dapat dibuktikan.
2. Bagaimana cara menghitung DSR?
DSR dihitung dengan membagi cicilan KPR yang akan diambil dengan total penghasilan bulanan, lalu mengalikannya dengan 100%.
3. Berapa DSR yang sehat untuk mengajukan KPR?
Umumnya, DSR yang sehat berada di bawah 35%.
4. Bagaimana jika DSR saya di atas 35%?
Jika DSR Anda di atas 35%, Anda mungkin perlu meningkatkan penghasilan atau mengurangi pengeluaran untuk meningkatkan kapasitas finansial.
5. Bisakah saya mengajukan KPR tanpa menghitung penghasilan?
Tidak, bank memerlukan penghitungan penghasilan untuk menilai kemampuan finansial Anda.
Kesimpulan
Menghitung penghasilan untuk KPR merupakan langkah penting dalam perencanaan finansial. Dengan mengetahui kapasitas finansial yang sebenarnya, Anda dapat mengajukan KPR dengan aman dan nyaman. Manfaat dan keuntungan yang ditawarkan KPR sangatlah besar, sehingga sangat disarankan untuk mempertimbangkannya sebagai pilihan pembiayaan rumah.Jika Anda memiliki pertanyaan atau membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan bank atau ahli keuangan. Dengan perencanaan yang matang, Anda dapat memiliki rumah impian tanpa membebani finansial Anda.





