Memiliki rumah merupakan impian banyak orang, terlebih bagi pasangan muda yang baru saja menikah. Namun, keterbatasan finansial seringkali menjadi kendala utama dalam mewujudkan impian tersebut. Salah satu solusi yang bisa ditempuh adalah dengan mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Saat ini, terdapat dua jenis KPR yang umum ditawarkan oleh perbankan, yaitu KPR syariah dan KPR konvensional. Keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam hal prinsip perhitungan cicilan, akad kredit, dan biaya-biaya yang dikenakan.
KPR syariah merupakan produk perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah Islam. Prinsip utama KPR syariah adalah jual beli (murabahah), di mana bank bertindak sebagai penjual rumah dan nasabah sebagai pembeli. Bank membeli rumah dari developer, kemudian menjualnya kembali kepada nasabah dengan harga jual yang disepakati. Harga jual tersebut diangsur oleh nasabah setiap bulan dengan jangka waktu tertentu.
Adapun KPR konvensional merupakan produk perbankan yang menggunakan sistem bunga (riba). Dalam KPR konvensional, bank memberikan pinjaman uang kepada nasabah untuk membeli rumah. Nasabah wajib mengembalikan pinjaman tersebut beserta bunganya setiap bulan dengan jangka waktu tertentu.
Berikut ini adalah perbedaan mendasar antara KPR syariah dan KPR konvensional:
- Prinsip perhitungan cicilan: KPR syariah menggunakan prinsip jual beli, di mana cicilan yang dibayarkan nasabah setiap bulan terdiri dari pokok pinjaman dan margin keuntungan bank. Sementara itu, KPR konvensional menggunakan sistem bunga, di mana cicilan yang dibayarkan nasabah setiap bulan terdiri dari pokok pinjaman dan bunga.
- Akad kredit: KPR syariah menggunakan akad murabahah, di mana bank dan nasabah sepakat pada harga jual rumah yang disepakati. Sementara itu, KPR konvensional menggunakan akad qardh (pinjaman), di mana bank memberikan pinjaman uang kepada nasabah.
- Biaya-biaya: KPR syariah umumnya dikenakan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan KPR konvensional. Hal ini dikarenakan KPR syariah tidak mengenakan bunga, melainkan hanya margin keuntungan bank.
Manfaat dan Keuntungan KPR Syariah
Ada beberapa manfaat dan keuntungan yang bisa diperoleh nasabah dengan mengajukan KPR syariah, diantaranya:
1. Bebas Riba: KPR syariah tidak mengenakan bunga, sehingga nasabah tidak perlu khawatir terjerumus dalam praktik riba yang dilarang dalam agama Islam.
2. Cicilan Tetap: Cicilan KPR syariah bersifat tetap selama jangka waktu kredit, sehingga nasabah dapat merencanakan keuangan dengan lebih mudah.
3. Margin Keuntungan Transparan: Margin keuntungan yang ditetapkan bank dalam KPR syariah bersifat transparan dan disepakati di awal akad kredit, sehingga nasabah dapat mengetahui dengan jelas berapa keuntungan yang diperoleh bank.
4. Jangka Waktu Fleksibel: Jangka waktu KPR syariah umumnya lebih fleksibel dibandingkan dengan KPR konvensional, sehingga nasabah dapat menyesuaikan dengan kemampuan finansialnya.
5. Akad yang Sesuai Syariah: Akad KPR syariah telah disetujui oleh Dewan Syariah Nasional (DSN), sehingga nasabah dapat yakin bahwa akad tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
Manfaat dan Keuntungan KPR Konvensional
Selain KPR syariah, KPR konvensional juga memiliki beberapa manfaat dan keuntungan, diantaranya:
1. Bunga Kompetitif: Bank umumnya menawarkan bunga KPR konvensional yang kompetitif, sehingga nasabah dapat memperoleh cicilan yang lebih ringan.
2. Proses Pengajuan Cepat: Proses pengajuan KPR konvensional umumnya lebih cepat dibandingkan dengan KPR syariah, karena tidak memerlukan persetujuan dari Dewan Syariah Nasional.
3. Jaringan Bank Luas: Bank yang menawarkan KPR konvensional umumnya memiliki jaringan yang luas, sehingga nasabah dapat dengan mudah menemukan bank yang sesuai dengan kebutuhannya.
4. Pilihan Jangka Waktu Variatif: KPR konvensional menawarkan pilihan jangka waktu kredit yang variatif, mulai dari 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, hingga 20 tahun, sehingga nasabah dapat menyesuaikan dengan kemampuan finansialnya.
5. Kemudahan Top Up: KPR konvensional umumnya memberikan kemudahan top up kredit, sehingga nasabah dapat menambah pinjamannya jika diperlukan.
Pertimbangan Penting Sebelum Memilih KPR
Sebelum mengajukan KPR, ada beberapa pertimbangan penting yang perlu diperhatikan, diantaranya:
1. Kemampuan Finansial: Pastikan Anda memiliki kemampuan finansial yang cukup untuk membayar cicilan KPR setiap bulan, termasuk biaya-biaya tambahan seperti biaya notaris, biaya asuransi, dan biaya administrasi.
2. Jangka Waktu Kredit: Pilih jangka waktu kredit yang sesuai dengan kemampuan finansial Anda. Semakin lama jangka waktu kredit, semakin ringan cicilannya, namun semakin besar total bunga yang harus dibayarkan.
3. Jenis KPR: Pilih jenis KPR yang sesuai dengan kebutuhan dan prinsip keuangan Anda. Jika Anda ingin terhindar dari riba, maka KPR syariah bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika Anda menginginkan cicilan yang lebih ringan dan proses pengajuan yang lebih cepat, maka KPR konvensional bisa menjadi pilihan yang lebih baik.
Tips Mengajukan KPR
Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam mengajukan KPR:
1. Siapkan Dokumen dengan Lengkap: Siapkan semua dokumen yang diperlukan untuk pengajuan KPR, seperti KTP, slip gaji, laporan keuangan, dan dokumen lainnya yang diminta oleh bank.
2. Bandingkan Bunga dan Biaya dari Berbagai Bank: Bandingkan bunga dan biaya KPR yang ditawarkan oleh berbagai bank untuk mendapatkan penawaran terbaik.
3. Negosiasikan Margin Keuntungan: Jika Anda mengajukan KPR syariah, jangan ragu untuk bernegosiasi dengan bank untuk mendapatkan margin keuntungan yang lebih rendah.
4. Gunakan Simulasi KPR: Manfaatkan simulasi KPR yang disediakan oleh bank untuk mengetahui besaran cicilan dan total bunga yang harus dibayarkan.
5. Konsultasikan dengan Ahli: Jika Anda ragu dalam memilih jenis KPR atau dalam proses pengajuan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli, seperti perencana keuangan atau notaris.
FAQ
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan terkait KPR:
1. Apa perbedaan antara KPR syariah dan KPR konvensional?
Perbedaan utama antara KPR syariah dan KPR konvensional terletak pada prinsip perhitungan cicilan, akad kredit, dan biaya-biaya yang dikenakan.
2. Manakah yang lebih baik, KPR syariah atau KPR konvensional?
Pilihan antara KPR syariah dan KPR konvensional tergantung pada kebutuhan dan prinsip keuangan masing-masing individu.
3. Bagaimana cara mengajukan KPR?
Untuk mengajukan KPR, Anda perlu menyiapkan dokumen yang diperlukan dan mengajukannya ke bank yang menawarkan produk KPR.
4. Berapa bunga dan biaya yang dikenakan dalam KPR?
Besaran bunga dan biaya KPR bervariasi tergantung pada jenis KPR, jangka waktu kredit, dan bank yang dipilih.
5. Apa saja tips dalam memilih KPR?
Tips dalam memilih KPR antara lain mempertimbangkan kemampuan finansial, jangka waktu kredit, jenis KPR, dan membandingkan penawaran dari berbagai bank.
Kesimpulan
Memilih antara KPR syariah dan KPR konvensional perlu mempertimbangkan prinsip keuangan dan kebutuhan masing-masing individu. KPR syariah menawarkan keuntungan seperti bebas riba dan cicilan tetap, sementara KPR konvensional menawarkan keuntungan seperti bunga kompetitif dan proses pengajuan yang lebih cepat. Sebelum mengajukan KPR, pastikan Anda memahami perbedaan kedua jenis KPR tersebut dan memilih jenis KPR yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan finansial Anda.
Dengan perencanaan keuangan yang matang dan pemilihan jenis KPR yang tepat, Anda dapat mewujudkan impian memiliki rumah tanpa harus terbebani dengan cicilan yang memberatkan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda dalam mengambil keputusan yang tepat terkait KPR.





